Baca Rules Sisi Kiri Dengan Cermat

Baca Rules Sisi Kiri Dengan Cermat

Wednesday, September 5, 2012

Melali pedidi : Lets Make it Roll Honey, A Story On a Bike Tour in Bali


When u read this, Im packed and fly to Bali, 1200 km away from Jakarta.
Im going make a tour with my "Bike Friday" for 10 days, to see Bali landscape at the eastern part, and perhaps, i'll move to the centrall side closed with Ubud highland , a homeland of the hundred balinesse artist, just by myself.  Yup its a solo bike trip.  I dont have a fixed plan, anything could change depend on what i get along the road and  i think it will be more fun.  The weather seems look great, but i put a noticed on hard wind coming from east. Local fishermen doesnt like this kinda wind, it causing big wave and chilled wind across the coastal area which is carried some rain and cloud from sea into mainland. Hard wind also bad for biking with a bulky panniers, it can hold me a lot,  like slamming into invicible wall and hardly maintaining the speed. I seek lighter panniers with picking carefully a selected cloth item in my bag. More lighter, must be better. I dont like cotton cloth on my list, nor jeans stuff. Cotton are bad item, it make pannier getting heavier and bigger. Like i mention about unlucky hard wind, i will happy to change my route through eastern seashore and turn the bike up into highland if i feel the wind put me in trouble.

This time is not my first attempt for bike trip in Bali, i did riding arround Bali before a few years back, but i has rent a bike and spending only a few dozens kilometres. Now, i packed my own folding bike and enjoying the Bali nature. I called this trip as a "smiling tour", i bet no need pushing myself so hard to going arround and i promise i dont want stick with the timeline (please, im in vacation, not in a bike race). I has made a routing  at GPS map and find maybe i can get 200 km back and forward, i guessed arround 300 km will be fair enough.

A month a go when i started make a trip plan, the first destination in my mind was  Lombok island at Nusa Tenggara Barat which is laid side by side with Bali  (approx 1600 km from Jakarta). Lombok in my view are more thrilled with some geographic challenge between Mataram city and go straight to the southern part,  called Kuta village , Berupuk seashore, and Aan beach (FYI, Mataram city are the capital city of Lombok).
The routes take only 70 km, and here the good reason why i love this place:  less population up there, gorgeous scenic view and unique culture, very remote, a quite place everywhere, very empty street with less vehicles arround, and at the finish line i will get a borderless  - very huuuge - a dazzling white sandy beach with pale green sea... i even can stay naked at the nearest beach arround and see nobody up there.     Cycling in Lombok need me to carry out the superlight tent and trangia cookset if im still want to keep alive  .  Starting from Mataram, i dont need carry a lot of water and food until i get 60% of the total distance, and this is help me save the power while i can. The rest 40% until finish line at Kuta must be a problem because there is hardly meet other people, no drug store at all, no small resto, no cheap hostel, nothing except the wide savanah and mountain view (sound very nice isnt?).  But bad news coming later, I  cancelled Lombok trip because my friend told me due to security issues at  nearby villages closed with the linked road to Kuta. Oh.. shit happened.  This is why i  turn my head to go to Bali. Time has ticking, so many roads but so little time.

The good thing riding my own bike, i do make anything on my "Pocket Expedition"  will be ready as i want. It different with rent a bike which I should making a few addjustment at some parts to qualify my need. At the end, taking my own bike on the vacation will giving so much pleasure when i take a roll.  While listening the sound of the rain, now this is my time to go.


Melalali pedidi : are a local term among Balinesse 
telling that im going arround and having fun by myself.  

http://hsgautama.blogspot.com/search/label/A-SALE

-----






























Gak ada target jelas buat cuti kali ini. Cuti harus diambil karena desakan bos dikantor, bahwa sebelum jatuh kampanye presiden besok pertengahan Juni harus udah standby di Jakarta. Pemilu Presiden adalah omong kosong sih, i really dont care. Tanggung jawab pekerjaan saja yg meminta harus cepat kembali, simple cuma itu, jadi bukan soal presiden siapa yg mau ngibul jual omongkosong didepan publik. Selesai hajatan pemilu, kita langsung masuk Ramadhan kan. Nah memang paling pas cuti skr.

Ajakan jalan turing sepeda bareng sempat datang dari teman. Salah satunya adalah Dauzzz (bikepacker indonesia) dengan target yg konkret dan jelas (jelas kepastian targetnya). Diajak jalan bareng turing sepeda ke Jogja. Ajakan ke Jogja jadi tidak menarik, mungkin karena "pernah kesana", mending cari destinasi lain saja yg berbeda. Dan pilihan masuk akal adalah jalan ke Bali. Semoga ini pilihan yg menyenangkan dan tidak ada problem. Apapun yg didapat nanti dijalan, nikmati aja. Harus focus sekalipun target rutenya sama sekali gak ada. Pegangan trek dibuat melalui peta GPS dan google earth saja, dan riset tambahan melalui sms dan telp kebeberapa kolega. Riset itu penting, sebulan lebih melihat target destinasi untuk kepastian yg jelas. Riset akan membuat kepastian perjalanan yg teratur dan memastikan nyaman, aman. Ini mirip dengan sebuah managemen perjalanan atau plan kecil yg disusun teliti.

Bali bukan daerah yg awam, bolak balik 15 tahun kesini membuat area ini sudah dikenal dengan baik. Rutenyapun udah dihapal dengan baik dikepala, dan pernah dibuat juga pakai GPS berulang kali. Mudah mudahan sih gak ada masalah serius selama jalan disini. Jika ada yg ditakutkan secara real barangkali banyaknya anjing berkeliaran dijalan (Bali pernah kena masalah rabies yg serius awal tahun ini, sekalipun tidak semuanya tapi tetap perlu jadi catatan khusus). Soal anjing dan rabies ini sangat membuat perasaan tdk nyaman, sampai rasanya perlu membawa baton stick lipat disepeda nanti untuk jaga-jaga apabila dikejar sama anjing kampung. Gak ada pilihan lain, kalo kepepet hajar saja dengan baton stick. Temen asli Bali juga bilang, mas kalo bawa sepeda jangan ngebut ketika lewat pedesaan, tau tau ada anjing lewat bisa jungkir balik dijalanan. Bener juga yak. Sama sama gak enak, digigit atau nabrak anjing bukan pilihan bagus.

Hal lainnya yg perlu diperhatikan adalah  Bali sekarang masuk musim angin timur yg membawa curah hujan. Artinya, angin keras akan menjadi masalah serius. Laut akan bergolak keras, arus deras, dan hembusan angin bisa terjadi 3 atau 7 hari tanpa henti. Beberapa hari silam, di TV lokal tampak ada pilar angin putar raksasa (tornado) dilepas pantai Bali. Artinya, soal angin adalah masalah sangat serius, bahkan sampai membentuk pusaran angin yg bisa terlihat dari tepi pantai.
Angin merupakan hal lumrah tapi jika naik sepeda bawa pannier, jelas hambatannya akan jauh beda dengan naik sepeda biasa ditengah kota besar. Pannier itulah yg akan menahan angin bak menabrak sebuah tembok. Cara paling aman menghindar dari area angin keras adalah jangan menyusuri daerah pantai atau area terbuka, atau segera naik kearah pegunungan yg ada ditengah Bali. Cara ini keliatannya mudah, tapi ini memberi masalah lain, soal: pakaian yg dibawa juga harus tersedia pakaian hangat. Jika pilihan rute hanya menyusuri pantai, maka cukup membawa jersey tipis saja untuk menghindari panas tepian pantai. Ini tentu saja harus menambah beban ekstra dengan pakaian hangat yg tebal apabila akan naik kearea pegunungan. Nambah beban 3 kilo jelas masalah tersendiri. Wah, gak menguntungkan nih.
Pakaian yg dibawa dipilih selektif berdasarkan bahan dan bobot.
Jenis tshirt dari katun, dan celana katun tidak akan dibawa. Semuanya harus sangat tipis, shg ketika digulung di pannier mampu tersusun sangat ringkas. Pakaian bahan katun tidak mampu digulung ringkas (tebal), selain tentu saja berat. Celana jeans, atau baju anak gunung dicoret dari list. Pakaian sepeda atau pakaian olahraga tipe semacam "dryfit" atau "coolmax" sangat cocok dibawa karena ringan dan super tipis. Jeleknya, pakaian ini hanya cocok didaerah panas. Begitu kita masuk didaerah pegunungan, bakalan kedinginan karena bahan pakaian sangat tipis. Semua pannier kiri kanan dan depan belakang tidak boleh lebih dari 20-25 kg. Jika lebih dari itu akan memberi beban tambahan selama trip. Dan ini juga membuat tenaga lebih terkuras apalagi ada trip nanjak kearah Ubud. Intinya, pemilihan item yg ada dipannier memang harus ringan, mirip dengan ultralight hiking.
Ribet banget ya? Engga juga lah, semuanya perlu dipikirin dengan teliti shg tau akan berhadapan dengan apa saja nantinya. Tanpa riset dan ketelitian itu adalah langkah yg salah. Biarpun area ini sudah dikenal dengan apik, toh bersikap cermat itu tetap penting.  Persiapan akan membuat kita lebih siap.

Sebelum pilih Bali, target sempat dipilih ke Mataram Lombok lalu kesisi Selatan.
Area ini menarik, sepi dan penuh udara segar selain jalannya yg lumayan panjang dan naik turun. Target rute adalah dari Mataram menuju kepantai Selatan yakni desa Kuta Lombok. Riset sudah dijalankan dengan teliti, mengecek area pemukiman, tempat suplai makan dan minum, demografis, cuaca, karakter kultural, catatan keamanan.
Jika dari Mataram, 60% jalan akan melewati area penduduk (selang seling), suplai masih tersedia. Karena itu, gak ada gunanya menambah beban makanan dan minuman  ekstra didalam pannier sejak start dari Mataram. Suplai dibeli justru setelah target 60% dilalui.
Problem berikutnya justru di sisa 40% perjalanan adalah daerah kosong tanpa suplai, justru disini yg menarik. Rumah penduduk sangat sulit terlihat, dan ndak ada warung blas buat beli makan minum.   Total jaraknya lumayan fair kok hanya 70-80km saja (tengahnya tanjakan pegunungan). Jika lewat sini ada baiknya membawa tenda, pakan,  dan kompor akibat sepinya area ini. Gak ada pilihan lain, losmen tidak tersedia sepanjang  jalur tersebut, karena itu menginap ditenda ditengah perjalanan merupakan cara yg masuk akal. Losmen atau hotel hanya ada dititik berangkat dan finish line di Kuta Lombok. Karena area sepi, disarankan jangan jalan pada saat malam hari. Jam 5 sore sepanjang jalan menuju Kuta akan gelap total, tanpa tanda kehidupan. Kata teman asli sini, 7 tahun silam area ini masih rawan dan kerap terjadi tindak kejahatan serius namun 3 tahun terakhir rasa rasnya sih aman saja.
Seminggu silam, rute ke Lombok dibatalkan karena ada kolega disana memberi kabar bahwa ada kerusuhan antar kampung, pertempuran bersenjata yg brutal saling cegat dijalan raya, dan area ini harus dilewati ketika turing menuju Kuta. Sebagai catatan, karakter penduduk di Lombok tengah adalah keras dan combative, beda dengan penduduk dikawasan Mataram (sisi Utara).
Lemes deh, langsung batalin aja trip kemari. Gak deh, liburan ini gua gak mau dicegat puluhan manusia aneh yang mengacungkan parang keleher. Kalo sedang on assignment sih gakpapa karena sadar dengan resiko, lhaaa ini gua lagi liburan kok masih saja ngadepin orang berkelahi? Bisa sewot gua kalo ditunjuk hidung dengan parang.

Alhasil, dari semua hasil riset diatas, Bali adalah pilihan paling baik saat ini.
Apapun yg dipilih semoga ini menjadi trip turing sepeda yg menyenangkan, dan semoga menemui orang orang yg menyenangkan pula, bebas dari masalah serius dijalan. Dalam hidup tidak selalu ada posisi enak yg didapat, yg ada hanyalah sebuah pilihan kan. Maka tentukan pilihan itu, yakni berlibur sambil naik sepeda.

Modal trip sendirian ini hanya satu yg dibutuhkan: yakni focus pada target. Sepeda sendirian saja itu menarik karena tantangannya cuma didalam diri sendiri. Bukan kepada orang lain. Mau atau tidak, diri sendiri yg memutuskan. Berhenti atau jalan, juga diri sendiri. Dan jika ada masalah, maka diri sendiri yg akan mengatasinya. Teman akan banyak ditemui sepanjang jalan, rasanya tidak akan pernah ada "rasa kesepian", dan ini juga bagian menarik dari jalan sendirian memakai sepeda yaitu mengenal lingkungan sekitar lebih dekat.


Melali pedidi adalah bahasa lokalan yg artinya: gua jalan jalan sendirian


Bike Friday Pocket Expedition solid black
Tires by Primo V-Monster 20x2.1
2 bottle and cages
4 rear/front Pannier by Topeak
12 pieces dryfit etc, short, toiletries, first aid, raincoat.
Handle bar bag by Topeak
Bag raincover 4 pieces
Sadle by Selle Royal Viper Gel sport
Seatpost by Thudbuster
Topeak minimorph pump
Xzone helmet and eye glass, cengdem pasti adalaaaah.
Topeak Alien tools
GPS Garmin 60csx
Michelin Tire Kits + spare tubes
Leatherman Wave folded pliers and Multipurpose tools
Cateye Front and rear light
Reflective safety sign
Camera Pocket + 20 gigs SD card + mini tripod
Light Hammock ringan (buat leyeh-leyeh dipohon) 
iPOD 160 gigs, loaded w/ 1300 song.
Safety steel cord to secure my bike

** All packed in 2 large hardtcase, stored in cargo flight.







2 comments:

  1. Salam

    Menarik blognya, sy salut deh buat om hidayat sekaligus buat inspirasi saya. kebetulan saya baru punya sepeda lipat dan baru dipake bike to work setiap hari jumat dimix degan menggunakan commuter , pemulaan jika dirasa nyaman mungkin dicoba setiap hari. tks om sharenya sangat inspiratif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal om. Kombinasi main sepeda lipat sih banyak om, kebetulan mau dipakai jalan ke timur sekalian aja buat tulisan ini.

      Delete

PERHATIAN :::::::::::
* Komentar DI MODERASI oleh admin dengan persetujuan.
* Komentar HANYA soal isi blog ini saja. Promo dilarang disini, maaf.
* Jika kalian penipu online, fake onlineshop jangan harap bisa posting disini. Blog ini tidak dipakai buat numpang aksi penipuan oleh pihak lain. Carilah makan halal sana dan jangan menipu.
* NO offensive item, NO haters gak jelas, NO kekerasan, NO SARA, NO Sex item whatsoeva, NO Judi online, NO drugs, NO Alcohol, NO praktek dukun mistik dan pesugihan.

Pedagang Antik dan Barang Jadoel

10 Tahun Dagang Online

10 Tahun Dagang Online

Join Grup Pemancing Fesbuk "Pasarikan", klik foto banner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...